Profil Desa Tunggalroso
Ketahui informasi secara rinci Desa Tunggalroso mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tunggalroso, Prembun, Kebumen. Mengupas tuntas kondisi geografis, demografi, pemerintahan, serta potensi ekonomi agraris dan UMKM yang menjadi penopang utama salah satu desa strategis di perbatasan timur Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
-
Lokasi Strategis
Terletak di jalur perlintasan penting dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Purworejo, memberikan keuntungan aksesibilitas dan mobilitas.
-
Fondasi Agraris yang Kuat
Memiliki lahan pertanian sawah yang subur dan menjadi salah satu lumbung pangan di Kecamatan Prembun.
-
Semangat Persatuan Sejarah
Lahir dari penggabungan tiga desa (Bendamungal, Kaligawe, Ngentak) dengan filosofi "Tunggalroso" atau "Satu Rasa" yang terus menjadi semangat dalam pembangunan.

Terletak di ujung timur Kabupaten Kebumen, Desa Tunggalroso, Kecamatan Prembun, menjelma sebagai sebuah wilayah yang dinamis dengan topangan utama sektor pertanian dan semangat gotong royong yang berakar dari sejarahnya. Berada di lokasi strategis yang menjadi perlintasan antar-kabupaten, desa ini terus berupaya mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Posisinya yang vital menuntut adanya pengelolaan sumber daya dan pemerintahan yang adaptif, sekaligus menjaga kearifan lokal yang telah terbentuk sejak puluhan tahun silam.
Sebagai salah satu dari 13 desa di Kecamatan Prembun, Tunggalroso memegang peranan penting tidak hanya sebagai kawasan pemukiman, tetapi juga sebagai salah satu penyangga ketahanan pangan lokal. Dengan semangat "satu rasa" yang menjadi filosofi namanya, pemerintah dan masyarakat desa bersinergi menjalankan roda pembangunan di tengah tantangan zaman yang terus berkembang.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Tunggalroso secara administratif terletak di Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di bagian paling timur dari wilayah Kabupaten Kebumen, menjadikannya salah satu gerbang masuk utama dari arah Kabupaten Purworejo. Letak strategis ini didukung oleh aksesibilitas yang memadai, dilintasi oleh jalur alternatif dan tidak jauh dari Jalan Raya Kutoarjo.
Berdasarkan data yang dihimpun, luas wilayah Desa Tunggalroso yaitu sekitar 1,53 km². Dengan luas tersebut, desa ini menampung jumlah penduduk sebanyak 2.666 jiwa menurut data terakhir yang tersedia. Dari data luas wilayah dan jumlah penduduk tersebut, dapat dihitung bahwa tingkat kepadatan penduduk Desa Tunggalroso mencapai sekitar 1.742 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah pedesaan, menandakan kawasan pemukiman yang padat dan lahan yang termanfaatkan secara intensif.
Secara geografis, wilayah Desa Tunggalroso memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Mulyosri dan Desa Tersobo
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Bagung
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Prembun
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kabekelan
Topografi wilayahnya didominasi oleh dataran rendah dengan lahan persawahan yang luas dan subur, menjadikannya sangat cocok untuk kegiatan pertanian, terutama padi. Sistem pengairan yang ada menopang aktivitas agraris sepanjang tahun, menjadikannya sebagai salah satu lumbung padi di Kecamatan Prembun.
Sejarah dan Pemerintahan Desa
Nama "Tunggalroso" memiliki makna filosofis yang mendalam dan menjadi cerminan dari asal-usul terbentuknya desa ini. Sejarah mencatat bahwa Desa Tunggalroso resmi berdiri pada tahun 1923 sebagai hasil dari sebuah penyatuan atau fusi dari tiga desa kecil yang sebelumnya berdiri mandiri. Ketiga desa tersebut ialah Desa Bendamungal, Desa Kaligawe dan Desa Ngentak.
Penyatuan ini didasari oleh kesamaan tradisi, kondisi geografis, dan pola hidup masyarakatnya. Para tokoh masyarakat saat itu berinisiatif menggabungkan ketiganya untuk mengefektifkan jalannya roda pemerintahan dan memperkuat persatuan warga. Nama "Tunggalroso" dipilih, yang bermakna "satu rasa", dengan tujuan mulia untuk bersatu dalam pembangunan, meningkatkan kemakmuran, melayani rakyat, dan menjaga keutuhan wilayah. Setelah bersatu, ketiga bekas desa tersebut bertransformasi menjadi tiga wilayah dusun yang ada hingga sekarang.
Sejak berdirinya, Desa Tunggalroso telah mengalami beberapa periode kepemimpinan kepala desa yang tercatat dalam sejarah, dimulai dari Dipo Menggolo pada tahun 1945. Struktur pemerintahan desa saat ini berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku, dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh perangkat desa lainnya, mencakup sekretaris desa, kepala urusan (kaur), kepala seksi (kasi), dan kepala dusun.
Pemerintah Desa Tunggalroso, yang kantornya berlokasi di Jalan Raya Kutoarjo Km 14, secara aktif menjalankan program-program pembangunan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes). Fokus utama pemerintahan yaitu pada peningkatan infrastruktur dasar, pemberdayaan ekonomi masyarakat, serta pelayanan administrasi publik yang efisien dan transparan. Melalui situs web resmi dan media informasi lainnya, pemerintah desa berupaya menyajikan transparansi anggaran dan laporan kegiatan kepada publik, sebagai wujud akuntabilitas dalam mengelola dana desa dan sumber daya lainnya.
Potensi Ekonomi: Lumbung Pangan dan Denyut Nadi UMKM
Perekonomian Desa Tunggalroso ditopang oleh dua pilar utama: sektor pertanian yang telah mengakar kuat dan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terus menggeliat. Kombinasi keduanya menjadikan struktur ekonomi desa ini cukup tangguh dan beragam.
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama. Lahan sawah yang membentang luas di sebagian besar wilayah desa dimanfaatkan secara optimal untuk menanam padi. Dengan dukungan sistem irigasi teknis, petani dapat melakukan panen lebih dari satu kali dalam setahun. Hasil panen padi tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi lokal, tetapi juga dipasok ke berbagai wilayah di Kabupaten Kebumen dan sekitarnya. Peran Desa Tunggalroso sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Prembun sangat vital untuk menjaga stabilitas pasokan beras di tingkat regional. Selain padi, sebagian kecil lahan juga dimanfaatkan untuk tanaman palawija sebagai variasi komoditas.
Di samping pertanian, denyut nadi perekonomian juga terasa dari aktivitas UMKM yang dijalankan oleh masyarakat, mayoritas dalam skala industri rumahan. Berbagai produk olahan makanan menjadi andalan, seperti pembuatan jenang dan emping melinjo. Usaha-usaha ini, meskipun berskala kecil, mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang signifikan dan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi banyak keluarga. Aktivitas UMKM ini menyerap tenaga kerja lokal dan membantu menggerakkan roda perekonomian desa dari tingkat rumah tangga. Pemerintah desa terus mendorong pengembangan sektor ini melalui berbagai program pembinaan dan fasilitasi, meskipun tantangan dalam hal pemasaran yang lebih luas dan standardisasi produk masih menjadi pekerjaan rumah bersama.
Infrastruktur, Sosial, dan Budaya
Pembangunan infrastruktur di Desa Tunggalroso terus menunjukkan kemajuan dari tahun ke tahun. Akses jalan utama dan jalan lingkungan sebagian besar sudah dalam kondisi baik dengan perkerasan aspal dan beton, mempermudah mobilitas warga dan distribusi hasil bumi. Keberadaan desa di dekat jalur provinsi memberikan keuntungan konektivitas ke pusat kecamatan, ibu kota kabupaten, maupun ke kota-kota lain di sekitarnya. Fasilitas dasar seperti jaringan listrik dan akses komunikasi juga telah menjangkau seluruh wilayah desa.
Di bidang pendidikan, Desa Tunggalroso memiliki fasilitas yang cukup untuk pendidikan dasar. Terdapat lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar Negeri, yaitu SD Negeri 1 Tunggalroso dan SD Negeri 2 Tunggalroso, yang dibangun masing-masing pada tahun 1927 (sebagai Sekolah Rakyat) dan 1975. Keberadaan fasilitas ini memastikan anak-anak usia sekolah di desa mendapatkan akses pendidikan dasar yang layak.
Untuk layanan kesehatan, masyarakat memanfaatkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang aktif mengadakan kegiatan rutin untuk memantau kesehatan ibu dan anak. Untuk penanganan medis yang lebih lanjut, warga dapat mengakses Puskesmas di pusat Kecamatan Prembun yang jaraknya relatif dekat.
Kehidupan sosial dan budaya masyarakat Desa Tunggalroso sangat kental dengan nilai-nilai agamis dan gotong royong. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, sehingga kegiatan keagamaan seperti pengajian, peringatan hari besar Islam, dan aktivitas di masjid atau musala menjadi pusat interaksi sosial. Semangat gotong royong, yang merupakan warisan leluhur, masih sering terlihat dalam berbagai kegiatan, seperti kerja bakti membersihkan lingkungan atau membantu warga yang memiliki hajatan. Filosofi "Tunggalroso" atau "satu rasa" benar-benar tercermin dalam kehidupan sosial masyarakatnya yang guyub dan solid.
Tantangan dan Arah Pembangunan ke Depan
Sebagai desa yang terus berkembang, Desa Tunggalroso dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan. Salah satu tantangan utama yakni modernisasi sektor pertanian. Meskipun produktif, adopsi teknologi pertanian modern seperti penggunaan pupuk organik, bibit unggul, dan mekanisasi masih perlu ditingkatkan untuk mendongkrak produktivitas dan efisiensi. Selain itu, regenerasi petani menjadi isu penting, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik bekerja di sektor non-pertanian.
Tantangan lainnya terletak pada sektor UMKM. Peningkatan kapasitas para pelaku usaha dalam hal manajemen, pengemasan produk yang lebih menarik, dan strategi pemasaran digital menjadi kunci untuk menembus pasar yang lebih luas. Ketergantungan pada metode pemasaran konvensional membatasi jangkauan produk-produk unggulan desa.
Menjawab tantangan tersebut, arah pembangunan Desa Tunggalroso ke depan diproyeksikan akan berfokus pada beberapa aspek strategis. Pertama, diversifikasi ekonomi dengan tetap memperkuat basis pertanian. Ini dapat dilakukan melalui pengembangan agrowisata sederhana atau pengolahan hasil pertanian yang memberikan nilai tambah lebih tinggi. Kedua, penguatan kapasitas SDM melalui pelatihan dan pendampingan, baik untuk petani maupun pelaku UMKM. Ketiga, optimalisasi teknologi informasi untuk pelayanan publik dan promosi potensi desa.
Dengan fondasi sejarah yang kuat, sumber daya alam yang melimpah, dan semangat persatuan masyarakatnya, Desa Tunggalroso memiliki modal yang besar untuk terus maju. Sinergi antara pemerintah desa yang visioner dan partisipasi aktif masyarakat akan menjadi kunci untuk mewujudkan Desa Tunggalroso yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.